Profil Desa Sempu, Ngancar, Kabupaten Kediri: Ekonomi dan Tradisinya Mengakar Kuat di Desa Ini
Kecamatan Ngancar | 20 September 2024 | Dibaca 51 kali |

Desa ini berada di kaki gunung Wilis. Desa dengan luas sekitar 274 hektare ini memiliki sebuah tradisi yang rutin dilakukan setiap Sura. Nama tradisi tersebut adalah selamatan lengkong. “Tradisi bersih desa di sini dilakukan rutin,” terang Kepala Desa Sempu Eko Suroso.

Menurut Eko, ada yang berbeda dengan kegiatan suroan dengan desa-desa lain. Saat selamatan lengkong terdapat makanan yang dihidangkan dengan wadah dari pelepah pohon pisang.

“Masyarakat di sini menyebutnya lengkong,” terangnya.

Bukan tanpa alasan kenapa masyarakat di sana menggunakan pelepah pisang untuk membuat lengkong. Pelepah pisang ini memiliki banyak filosofi. Mulai dari akar, batang, buah, hingga daunnya bisa bermanfaat bagi orang lain. Tidak terkecuali manusia yang memberikan manfaat untuk orang lain

Setiap rumah membuat satu lengkong. Jumlah takirnya sesuai jumlah keluarga. Lengkong tersebut dibawa ke acara untuk didoakan dan ditukar dengan lengkong warga lainnya.

“Jadi tradisi ini bertujuan untuk mewujudkan guyub rukun antarwarga Desa Sempu agar tetap terjalin kebersamaan dan kemakmuran,” tandas Eko.

 

Konsisten Geluti Usaha Ternak Lebah Madu sejak 1992

Bila jalan-jalan ke Desa Sempu, Anda tidak hanya dimanjakan pemandangan alamnya yang asri. Di sana ada pula usaha ternak lebah madu yang dekat dengan hunian rumah warga. Pengelolanya adalah Kasmidi, 45. Dia menekuni usaha ternak lebah madu sejak tahun 1992 Pria yang akrab disapa Midin Madu itu memulai usahanya dari bekal pengalamannya bersama para pemelihara lebah madu.

“Saya tidak sekolah, bisa memelihara madu karena belajar dari peternaknya langsung,” cerita Kasmidi saat ditemui oleh,

Jangka waktu panen Midin Madu itu paling cepat hanya 15 hari. Dalam kurun waktu itu, madu yang dihasilkan bisa mencapai 1 kwintal. Hanya dalam waktu setengah bulan dia bisa menjual 10 botol madu sirup seharga Rp 120 ribu. Setidaknya hanya setengah bulan dia mengantongi uang
Rp 1,2 juta.

“Harga itu yang sudah dikemas,” kata bapak dari dua anak tersebut.

Bukan saja itu, produksi madu milik Midin pun menarik perhatian dari peneliti saat itu datang ke Desa Sempu. Mereka tertatik dengan hasil madu yang dikembangkan Midin. Pasalnya mereka menganggap madu yang dibuat oleh Midin termasuk madu murni.

BAGIKAN :



Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin